Selasa, 11 November 2014

0 Inilah Pesawat-Pesawat Buatan Indonesia Yang Mendunia

Pada tahun 1974 sekembalinya B.J. Habibie dari Jerman menuju ke Tanah Air, Presiden Suharto langsung memberi instruksi kepada B.J. Habibie untuk merintis IPTN. Bermodalkan semangat dan tekad yang kuat B.J.Habibie berangkat ke luar negeri guna mengajak industri-industri pesawat terbang lainnya untuk bekerjasama. Di dalam usahanya itu, tantangan besar siap dihalau. Bahkan tamparan keras dirasakan ketika akan berunding dengan sebuah industri pesawat terbang di Kanada. Direktur utama perusahaan menolak untuk bertemu bahkan ketika asisten direktur perusahaan menerimanya, dengan keras mereka menjawab tidak berminat untuk bekerja sama dengan Indonesia dan yang perlu dimengerti oleh anda membangun industri pesawat terbang itu tidak mudah Habibie seharusnya semua mengerti. Dengan kata lain, bangsa Indonesia tidak akan becus membuat pesawat terbang. Karena itu jangan bermimpi.

Tidak ada usaha tanpa hasil didunia ini, akhirnya beliau mendapatkan mitra yaitu CASA Spanyol yang setuju bekerjasama dalam pembuatan NC 212 Aviocar berbaling-baling ganda. Kemudian berdasarkan pengalamannya di Eropa, beliau berhasil membuat persetujuan dengan MBB untuk membuat Helikopter BO-105 dan sebagainya.
(The True Life of Habibie)

Satu diantara buah karyanya adalah prototipe DO-31, pesawat baling-baling tetap pertama yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal, yang dikembangkan HFB bersama industri Donier. Rancangan ini lalu dibeli oleh Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA). Hasil lainnya antara lain pesawat terbang pertama buatan Indonesia CN-235 dan N-250. Pesawat Airbus A-300 yang diproduksi konsorsium Eropa (European Aeronautic Defence and Space) tak lepas dari sentuhan Habibie. Maklumlah dalam konsorsium ini tergabung Daimler, produsen Mercedes-Benz yang mengakuisisi MBB.

“Ini hadiah ulang tahunmu, sayangku”, ucap Habibie, setelah N 250-Gatotkaca berhasil lepas landas dan terbang mulus melintasi langit Nusantara dalam Uji terbang pertama. Pada waktu itu mata keduanya berkaca-kaca sungguh romantis dan membahagiakan, setelah perjuangan dan kerja keras hampir 20 tahun , Pak Habibie dan Teamnya di IPTN  yang sekarang bernama PT. Dirgantara Indonesia akhirnya mereka bisa membuktikan pada dunia Internasional bahwa Indonesia sudah mampu membuat pesawat berteknologi canggih dan irit melalui tangan Anak Bangsa sendiri.

Keberhasilan itu akhirnya didorong lebih jauh lagi dengan upaya untuk melahirkan pesawat penumpang jet pertama yang kemudian dinamakan dengan N-2130, pesawat bermesin ganda dan berkapasitas 130 penumpang. Sayang sekali, mimpi tersebut telanjur sirna di tengah perjalanan pada saat perekonomian Indonesia didera krisis di tahun 1998. Tanpa alasan yang logis IMF meminta pemerintah Indonesia untuk menutup badan strategis milik Negara ini sebagai salah satu syarat untuk membantu Indonesia keluar dari krisis ekonomi. Sehingga banyak karyawan-karyawan ahli dirgantara yang di PHK dan pindah kerja ke industri pesawat luar negri seperti, AirBus, Boeing, ATR, Eurocopter, dan banyak lagi.

Tapi, sekarang mari kita tinggalkan masa kelam itu, Industri pesawat Indonesia melalui PT. DI mulai bangkit kembali dengan dukungan bersama baik dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Lambat tapi pasti PT. Dirgantara Indonesia kebanjiran order pesawat baik itu dari kementrian Pertahanan RI, juga dari Negara-negara Asia, seperti Malaysia, Pakistan, dan Korsel yang memakai Pesawat CN 235-220 Made In Bandung tersebut sebagai pesawat PIV kepresidenan. Juga Ex-karyawan-karyawan PT. DI yang sebelumnya menyebar ke berbagai industri pesawat Negara lain, mulai dipanggil satu persatu untuk kembali ke PT. DI, bahkan ribuan karyawan yang sempat terpisah itu siap mengabdi buat ibu pertiwi, jika seandainya dipanggil kembali. Ditambah lagi PT. Dirgantara Indonesia baru saja menandatangi kontrak kerja sama dengan AirBus untuk memproduksi pesawat NC 212 Serta adanya kerja sama dengan Korsel untuk membuat Pesawat Tempur Sendiri.

Berikut pesawat dan helicopter produksi PT. Dirgantara Indonesia :

Pesawat dan helikopter buatan PT. Dirgantara Indonesia
NC 212-200


Pesawat dan helikopter buatan PT. Dirgantara Indonesia
C 212-400

Pesawat dan helikopter buatan PT. Dirgantara Indonesia
CN 235-220 MPA

Pesawat dan helikopter buatan PT. Dirgantara Indonesia
CN 235-220M
 
Pesawat dan helikopter buatan PT. Dirgantara Indonesia
N 250-Gatotkaca
Pesawat dan helikopter buatan PT. Dirgantara Indonesia
CN 295
Pesawat dan helikopter buatan PT. Dirgantara Indonesia

BELL 412 EP

Pesawat dan helikopter buatan PT. Dirgantara Indonesia
NAS332 SUPER PUMA

Luar biasa semoga kedepannya Industri Pesawat di Indonesia kembali bisa Berjaya.


Dan inilah PESAWAT-PESAWAT Komersil DAN JET TEMPUR Buatan INDONESIA YANG MENDUNIA 

Di bidang penguasaan teknologi pesawat terbang, Indonesia telah terkenal sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memproduksi dan mengembangkan pesawat sendiri. Walaupun di bidang pemasaran produksi pesawatnya sendiri harus kita akui kita masih kalah bila dibandingkan dengan Brazil, yang mengembangkan EMBRAER dan memasarkannya ke seluruh dunia.

Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini, beberapa negara mulai mengalihkan perhatiannya ke pesawat buatan Indonesia, sebut saja Malaysia, Pakistan, UAE, Philipina, dan Korea Utara, serta beberapa negara lainnya. CN-235 tampaknya akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas di beberapa tahun kedepan setelah lebih banyak negara yang sadar akan kehandalannya. Malaysia sendiri berencana memesan 4 pesawat tambahan untuk menambah jumlah pesawat CN-235 yang sudah mereka miliki.


Apalagi dengan kejadian jatuhnya pesawat MA-60 milik PT Merpati Nusantara Airlines buatan Xi’an Aircraft International Company semakin menuai opini : " Kenapa kita tidak menggunakan pesawat produksi dalam negeri saja ? ". Padahal banyak laporan yang melansir bahwa harga pesawat China malahan terlalu mahal dibanding produksi dalam negeri, apalagi ditambah kualitas barang yang patut dipertanyakan, bahkan ada isu yang berkembang bahwa pembelian pesawat China tersebut dibumbui unsur KKN (perlu dicheck ulang kontraknya ?, itu pun perkataan banyak media massa).

Nah, sebetulnya untuk kelas pesawat yang sama, PT. DI sendiri juga telah memiliki jenis pesawat CN 235 yang kompetitif, sudah teruji kehandalannya dan terpakai oleh beberapa negara dunia, termasuk diantaranya Amerika. Apalagi dengan bebagai prototipe yang lain yang dahulu maupun yang akan datang telah dikembangkan. Terlepas dari unsur politik dan kebijakan, perlu kita ketahui pesawat-pesawat buatan Indonesia yang saat ini tengah dipasarkan dan dikembangkan karena masih berupa prototype yang sudah lulus uji aerodinamika.

1. Pesawat N-2130


Pesawat N-2130 - 7 Pesawat Buatan Indonesia Komersial dan Tempur - www.iniunik.web.id

N-2130 adalah tipe pesawat jet yang hendak dikembangkan PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada masa jaya perusahaan tersebut di pertengahan 1990-an. Pengembangan pesawat jet komuter dengan jumlah penumpang antara 80–130 orang itu mungkin terinspirasi pesawat yang dikembangkan perusahaan pesawat terbang Brasil,Embraer. Bedanya, Embraer sekarang ini menghasilkan pesawat Embraer Regional Jet (ERJ) yang banyak digunakan perusahaan penerbangan Amerika Serikat (AS), terutama untuk shuttle flight pada jalur-jalur padat Boston, New York, Washington DC, dan Miami.

Adapun N-2130 ternyata hanya menjadi mimpi karena terkubur krisis moneter 1998. Sebagai rentetan krisis tersebut, pemerintah harus menghentikan bantuan kepada IPTN sebagai bagian kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Hari ini, lebih dari 10 tahun sejak krisis moneter, kita berada pada posisi yang jauh lebih baik dan siap untuk menghidupkan kembali proyek tersebut.

Ada beberapa alasan kuat untuk itu. Pertama, Indonesia sudah berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang patut diperhitungkan. Dalam krisis global baru-baru ini, Indonesia berhasil untuk tetap menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang moderat bersama China dan India. Perkembangan tersebut membuat Indonesia masuk dalam radar perekonomian global.

Ini berarti apa yang diproduksi Indonesia mulai diperhitungkan perusahaan penerbangan di luar negeri. Kedua, perkembangan tersebut juga memperkuat daya beli rakyat dan dunia usaha Indonesia. Jika 12 tahun lalu hanya Garuda dan Merpati yang menjadi perusahaan penerbangan nasional, sekarang banyak perusahaan penerbangan yang mampu membeli pesawat dalam jumlah besar.




Pesawat N-2130 - 7 Pesawat Buatan Indonesia Komersial dan Tempur - www.iniunik.web.id

Perkembangan traffic dan jumlah penumpang pesawat terbang melonjak sehingga sangat layak jika industri pembuat pesawat terbang akan kecipratan berkah di tahun-tahun mendatang, menurut perkiraan Compliance Services Indonesia. Ketiga, dalam keadaan terjepit pun PT IPTN, yang kini bermetamorfosis menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), mampu memasarkan produk ke pelanggan di luar negeri. Korea Selatan sudah membeli beberapa pesawat CN 235, termasuk empat di antaranya yang merupakan pesanan Departemen Pertahanan Korea Selatan untuk patroli maritim.

Demikian juga dengan Malaysia, Thailand,Pakistan,dan Turki. Korea Selatan, Malaysia, dan Pakistan bahkan telah membeli pesawat jenis CN 235 untuk digunakan sebagai pesawat kepresidenan. Keempat, PT DI pada 2009 mulai berhasil mencetak laba. Perolehan pendapatan tersebut diperkirakan semakin besar pada 2010 dengan adanya pesanan 10 helikopter untuk Angkatan Udara dan Basarnas serta pesanan tiga pesawat CN 235–200 MPA untuk menggantikan pesawat Nomad Angkatan Laut Indonesia.

Ini membuktikan restrukturisasi perusahaan tersebut mulai berhasil dalam meningkatkan efisiensi. Kelima, Indonesia sudah lulus dari program IMF. Ini berarti Indonesia memiliki kebebasan penuh untuk mengembangkan kembali cita-cita. Saya yang pernah bekerja di IMF selama lima tahun sangat memahami bahwa tidak ada dari lembaga internasional tersebut yang dapat mencegah kita melakukan hal tersebut.

Keenam, kemampuan keuangan pemerintah.Keuangan pemerintah sekarang sangat kuat. Kecilnya defisit APBN maupun rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) merupakan ukuran internasional yang menunjukkan kekuatan kita. (Tulisan saya pekan lalu,“Utang Pemerintah dalam Perekonomian Global”, menjelaskan hal tersebut). Sekarang ini pemerintah memiliki uang tunai yang jumlahnya sekitar Rp200 triliun. Uang tersebut setiap kali justru semakin bertambah dan bukannya berkurang.

Untuk pengembangan N–2130, pemerintah perlu memastikan keekonomiannya dan sangat mungkin memberikan bantuan. Terlebih lagi jika PT DI mampu menunjukkan laba kembali dalam dua tahun ke depan, bukan hanya perbankan yang akan berebut untuk memberikan pembiayaan, pasar modal pun akan terbuka lebar untuk menerima penawaran saham perdana (IPO) PT DI. Ketujuh, alasan idealisme.

Begitu banyak tenaga ahli penerbangan Indonesia eks IPTN yang sekarang ini berdiaspora di luar negeri. Mereka mampu mengembangkan keahliannya dan diakui oleh raksasa industri penerbangan di Amerika, Eropa maupun negara-negara lain, sedangkan kesempatan untuk mengembangkan industri di Tanah Air sebetulnya juga terbuka lebar. Berdasarkan hal-hal tersebut, yang daftarnya juga bisa diperpanjang, merupakan suatu kesia-siaan membiarkan PT DI berjuang sendiri.

Sebagai perusahaan, dengan keuntungan yang dihasilkan saat ini,mereka jelas akan mampu berkembang. Namun kecepatan pertumbuhan mereka akan sangat rendah tanpa ada keberpihakan pemerintah. Pemerintah dapat mulai membantu PT DI dengan menghidupkan kembali pesawat N250 yang sudah menghasilkan prototipe, bahkan sudah pula hadir dalamAir Show di Eropa sebelum krisis moneter 1998.

Pesawat yang sekelas dengan ATR 42 dan salah satu varian dari Embraer tersebut memiliki potensi yang sangat besar bagi penggunaannya di Indonesia yang memiliki banyak bandara berlandasan pendek. Seiring pengembangan N250, riset dan pengembangan produk pesawat N-2130 mulai dapat diintensifkan.

Dengan kerangka waktu lebih tertata, kita bisa mengharapkan bahwa dalam tiga-empat tahun ke depan, kita sudah memiliki gambaran untuk melihat prospek yang lebih jelas bagi pesawat tersebut. Visi 2025 pemerintah jelas, yaitu menginginkan Indonesia menjadi negara maju di tahun tersebut. Let’s just do it. Marilah kita mengisi visi tersebut dengan segenap kemampuan kita. Jika Brasil bisa, kenapa kita tidak?


2. Pesawat N-250


Pesawat N-250 - 7 Pesawat Buatan Indonesia Komersial dan Tempur - www.iniunik.web.id

Prototipe pesawat N250 sendiri pernah terbang menuju Le Bourget Perancis untuk mengikuti Paris Air Show. Penampilan perdana pesawat N250 tersebut menggetarkan lawan-lawannya, karena merupakan pesawat yang menggunakan teknologi fly by wire yang pertama dikelasnya. Pada saat tersebut (dan juga sekarang) pesawat sekelas adalah ATR 42 yang merupakan produksi pabrik pesawat Prancis ATR, Fokker F50, produksi pabrik pesawat Fokker Belanda dan Dash 8, produksi pabrik pesawat De Havilland (sekarang Bombardier) dari Kanada.

Pesawat N250 murni merupakan rancang bangun anak bangsa. Setelah melewati fase-fase yang panjang sejak didirikannya tahun 1976, PTDI awalnya membuat pesawat dan helikopter dengan lisensi dari perusahaan pesawat lainnya. Pesawat C212 merupakan pesawat lisensi dari Casa Spanyol yang juga di buat di PTDI, kemudian pengembangan dari pesawat tersebut adalah NC212. Tahapan berikutnya adalah memproduksi pesawat komersial yang lebih besar yang rancang bangunnya kerjasama dengan Casa Spanyol yaitu pesawat CN-235 (bermesin 2 dan berpenumpang 35). Pesawat CN235 diberi nama Tetuko, tokoh dalam pewayangan.

N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN atau PT. DI sekarang. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. Pesawat ini diberi nama gatotkoco (Gatotkaca).

Dan tahapan berikutnya adalah pesawat terbang N250 Gatot Koco yang murni merupakan rancang bangun dari PTDI. Pesawat N250 dirancang mempunyai kapasitas penumpang 50 orang. Kapasitas penumpang berkisar 50 memang diprediksi akan menguasai pangsa pasar pesawat komersial. Diprediksi waktu itu, kebutuhan pasar atas pesawat komersial antara 2000 – 2020 sekitar 8000 pesawat, dan diperkirakan 45% adalah pesawat sekelas N250.

Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.


3. Pesawat CN-235


Pesawat CN-235 - 7 Pesawat Buatan Indonesia Komersial dan Tempur - www.iniunik.web.id

CN-235 adalah pesawat angkut jarak sedang dengan dua mesin turbo-prop. Pesawat ini dikembangkan bersama antara CASA di Spanyol and IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) sebagai pesawat terbang regional dan angkut militer. Versi militer CN-235 termasuk patroli maritim, surveillance dan angkut pasukan. CN-235 adalah sebuah pesawat angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat ini dirancang bersama antara IPTN Indonesia dan CASA Spanyol. Pesawat CN-235, saat ini menjadi pesawat paling sukses pemasarannya dikelasnya.


Desain & Pengembangan

CN-235 diluncurkan sebagai kerja sama antara CASA dan IPTN. Kedua perusahaan ini membentuk perusahaan Airtech company untuk menjalankan program pembuatan CN-235. Desain dan produksi dibagi rata antara kedua perusahaan. Kerja sama hanya dilakukan pada versi 10 dan 100/110. Versi-versi berikutnya dikembangankan secara terpisah oleh masing-masing perusahaan.

Desain awal CN-235 dimulai pada Januari 1980, purnarupa pesawat terbang perdana pada 11 November 1983. Sertifikasi Spanyol dan Indonesia didapat pada tanggal 20 Juni 1986. Pesawat produksi terbang pertama pada 19 August 1986. FAA type approval didapat pada tanggal 3 Desemebr 1986 sebelum akhirnya terbang pertama untuk pembeli pesawat pada tanggal 1 Maret 1988. Pada tahun 1995, CASA meluncurkan CN-235 yang diperpanjang, yaitu C-295

0 Pesawat Tempur Tercanggih

Boeing F-15E Strike Eagle
F-15E Strike Eagle
Boeing F-15E Strike Eagle termasuk pesawat tempur tercanggih yang ada di dunia. Pesawat tempur ini di produksi oleh negara adidaya Amerika Serikat, yang di gunakan sebagai pesawat tempur andalannya. F-15E Strike Eagle ini di produksi dari versi sebelumnya yaitu F-15A/D. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan mencapai dua kali kecepatan suara. Untuk masalah persenjataan pesawat ini di lengkapi dengan Sistem senjata rudal udara ke udara jarak menengah AIM-120, berbagai jenis bom, serta amunisi Joint Direct Attack Munition.F-15E Strike Eagle pernah di gunakan dalam operasi Operasi Desert Shield dan Desert Storm serta Operasi Southern Watch dan Northern Watch. Tidak hanya itu pesawat ini juga pernah melakukan operasi militer lainnya.
Dassault Rafale
Dassault Rafale
Pesawat Dassault Rafale ini di gunakan oleh angkatan udara dan angkatan laut Perancis. Dassault Rafale menggunakan mesin ganda sebagai pesawat multirole yang dapat menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Sistem pada pesawat ini dilengkapi dengan avionic terbaru dan sistem sensor cerdas. Untuk sistem senjata Dassault Rafale menggunakan rudal anti kapal, canon 30mm, rudal udara ke udara, rudal udara ke permukaan tanah, serta berbagai bom laser untuk serangan darat. Pesawat canggih ini dapat terbang dengan kecepatan mencapai 1,8 kali kecepatan suara dan memiliki berat 40 ton. Misi yang pernah di lakukan pesawat ini antara lain saat Operasi Enduring Freedom (Afghanistan) pada tahun 2002, operasi Libya dan operasi serval(Mali). Simak Juga Teknologi Rudal Tercanggih.
MIG-31E
MIG-31E
MIG-31E ini berada dalam layanan angkatan udara Rusia dan angkatan udara Kazakhstan. Pesawat ini memiliki kecepatan maksimal 2,83 kali kecepatan suara(3.466 km/jam). Selain itu MIG-31E dapat mengintersep dan menghancurkan semua target yang ada di udara baik siang atau malam. Pesawat MIG-31E di persenjatai dengan rudal jarak menengah(R-40TD1 (AA-6 ‘Acrid’), rudal jarak pendek R60MK, serta canon GSh-6-23M 30m. Tidak hanya itu pesawat MIG-31E juga dilengkap airborne phased array radar. MIG-31E memiliki jangkauan sejauh 3000 km tanpa isi bahan bakar tambahan dan sejauh 5400 km dengan pengisian bahan bakar di udara. MIG-31E menggunakan dua mesin yang membuatnya semakin cepat. Baca Juga Robot Tercanggih di Dunia.
Itulah beberapa informasi mengenai Pesawat Tempur Tercanggih yang ada di dunia dan masih banyak lagi pesawat tempur dengan teknologi canggih negara-negara maju yang ada di dunia.